Tuesday, February 15, 2011

Sholat dalam Perspektif Fisika
By. Agus Mulyono

Diantara kewajiban dari umat Islam, sholat adalah satu-satunya kewajiban yang tidak bisa
ditawar-tawar. Tidak seperti kewajiban-kewajiban yang lain.Orang boleh meninggalkan puasa
bila memang tidak mampu, boleh tidak berzakat bila masih berkekurangan dan boleh tidak
bertamu ke Baitullah bila tidak cukup bekal. Akan tetapi untuk sholat tidak boleh ditinggalkan
dengan alasan apapun dan bagaimanapun kecuali dalih kematian. Sholat tetap ditegakkan
meskipun darurat dan Allah memberikan model-model rukhsoh (keringanan) untuk itu.
Ada apa dengan sholat, apa sebenarnya yang terkandung dalam sholat. Pada faktanya ritus sholat
memang istimewa. Banyak hal yang memperlahatkannya demikian. Sholat memuat seribu satu
wajah. Sholat dengan wajah normatif syari’at, sholat dengan wajah filosofi, wajah klinik-medik,
wajah demokratis egaliter, wajah solidaritas sosial, wajah kesatuan insaniah, tetapi pada akhirnya
sholat bermuara pada dimensi vertikal yakni wujud pengabdian diri pada sang pencipta.
Bagaimana kalau sholat dikaji dari sudut Fisika / sholat dengan wajah kealaman, wajah dimana
sholat menyangkut keterhubungannya dengan gejala-gejala kealaman.

Sholat dalam Wajah Kealaman
Alam semesta atau jagad raya atau cakrawala senantiasa selalu bertasbih kepada Allah. Dalam
Al-Qur’an surat Al-Isro’ 44 disebutkan bahwa:


Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada
sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti Tasbih
mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun dan Maha Pengampun.
Dalam Surat Al-Hasyr 24 juga dijelaskan


Dialah Allah Yang Menciptakan,Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai
Nama-nama Yang Paling Baik. Ber Tasbih kepada Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan
dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan banyak ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa alam semesta beserta isinya selalu
bertasbih dan juga bersujud kepada Allah. Pertanyaannya adalah bagaimana cara Alam semesta
bertasbih Kepada Allah? Bagaimana cara Alam semesta bersujud kepada Allah?
Cara alam semesta bertasbih dan bersujud kepada Allah dengan cara tunduk patuh atas perintah
Allah dalam hukum-hukum kealaman yang sudah ditetapkan oleh Allah sehingga dalam
kehidupan ini terjadi suatu keseimbangan. Tetapi lebih spesifik bahwa tingkah laku alam yang
universal adalah bahwa alam semesta mulai dari yang mikrokopis dan makrokopis selalu
bergerak dan pergerakan yang universal dari alam semesta adalah gerak Rotasi dan Revolusi.
Gerak Rotasi dan revolusi dilakukan mulai dari atom, tata surya sampai pada galaksi.
Jadi cara alam semesta bertasbih dan bersujud adalah adanya gerakan Rotasi dan Revolusi.
Bagaiman hubungannya dengan Sholat?
Manusia juga diserukan bertasbih kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Thoha 130.

Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu,
sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di
malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.
Dan juga pada surat Al-Ahzab 41


Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada Nya di waktu pagi dan petang.

Cara manusia bertasbih adalah dengan cara yang sudah disyari’atkan oleh Allah memalui
Rasulnya. Sholat adalah salah satu cara yang disyari’atkan dan tidak boleh tidak dikerjakan
kecuali kematian.
Hubungan sholat dan gerakan alam adalah mempunyai gerakan yang sama menurut hubungan
secara matematis. Sholat sebagai cara manusia bertasbih dengan gerak Rotasi dan Revolusi
sebagai cara alam alam semesta bertasbih mempunyai kesamaan dalam hal geometrik. Rotasi
dan Revolusi dari sudut pandang matematis yaitu sudut tempuh (besar derajad busur) untuk
seluruh periode nilai sudutnya adalah 360 derajad. Ini mempunyai kesamaan dengan sholat dari setiap raka’at mempunyai sudut 360 derajad. Jadi dibalik gerakan sholat mempunyai keterkaitan
dengan gerakan kealaman.
Terkait dengan materi sholat, banyak para penulis mencoba menganalisis dari wajah yang
berbeda. Ada yang menganalisis dari sudut pandang filosofis, ada dari sudut pandang klinik-
medis seperti disertasi doktor UNAIR yaitu tentang pengaruh sholat terhadap kekebalan
imunulogik, ada yang menulis dari sudut pandang ilmu sosial dan lain-lain. Tetapi tetap sholat
harus menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar.
Tidak ada artinya apabila kita sudah mengkaji sholat mulai dari sudut filosofi, sudut kosmologi,
sudut klinik-medik, sudut ilmu sosial tetapi tetap melakukan perbuatan keji dan mungkar.

Wacana
Kami lebih senang apabila membahas sholat dimulai dengan apa yang sering dikatakan oleh para
Ulama’ bahwa sholat adalah mi’rojnya orang mukmin. Dalam Barzanji disebutkan bahwa yang
namanya mi’roj adalah bahwa antara Nabi Muhammad dengan Allah tanpa Aling-aling.
Pertanyaannya apakah kita waktu sholat sudah melakukan mi’roj? Karena sholat adalah
mi’rojnya orang mukmin berarti kita hendaknya melakukan mi’roj pada waktu sholat.
Kenapa banyak orang sholat, tetapi masih melakukan perbuatan keji dan mungkar? Kenapa
banyak orang sholat dan mengerti tentang sholat dari sudut pandang filosofi, dari sudut pandang
klinik-medik, dari sudut pandang sosial, tetapi tetap tidak pernah menjauhi perbuatan keji dan
mungkar? Menurut kami karena sholatnya belum sampai pada melakukan Mi’roj.
Sebuah hadits menjelaskan bahwa
Beribadahlah kamu seolah-olah melihat Tuhan, apabila kamu tidak bisa, anggaplah seolah-olah
dilihat oleh Tuhan.

No comments:

Post a Comment